-->

Minggu, 25 Maret 2012

Matchmaking *Sinopsis*

Ada yang suka baca cerbung gak? Haha, saya bawa cerbung nih  Bagus apa gak nya saya juga gak tahu. Yah, kalo gak ada kerjaan gak papa lah mampir buat baca ini hehe. Okelah langsung aja ceman-ceman!
Alyssa Saufika Umari
Gue? Yah gak ada yang bisa dibanggain sih dari gue. Pinter gak, cantik apalagi. Tapi kata papa gue, gue itu manis, hehe. Yah namanya juga orang tua selalu muji anaknya lah. Temen-temen bilang gue ini terlalu polos dan jujur bahkan kata mereka gue ini...emm sedikit tulalit. Ya, emang gue akuin gue bukan cewek pintar. IQ gue aj paling rendah dari Via, Shilla sama Agni. Hiks. Tapi untunglah mereka masih mau jadiin gue temen mereka. Satu lagi, gue ini fans beratnya Mario. Tahu kan siapa? Itu loh penyanyi muda seumuran gue yang lagi naik daun. Mana dia satu sekolah dan SATU KELAS lagi sama gue. Seneng banget kan gue? Tambah seneng lagi, papa gue tiba-tiba bilang kalo gue di jodohin sama dia. Aiiih, gue bisa mati kalo gini caranya haha. Sayangnya, dia gak suka dijodohin sama gue. Fans nya apalagi. Ngeliat sikap dia ke gue, gue jadi pesimis kalo perjodohan ini bakal tetep dilaksanain.

Mario Stevano Aditya Haling
Yah lo pasti udah tahu siapa gue. Gue *lihatdiatas*, pendeknya Rio aja. Gue Cuma cowok biasa. BIASA?! Nah itu reaksi orang-orang kalo gue bilang gitu. Maklum, gue ini penyanyi, terkenal dan ganteng pula haha. Makanya, temen-temen sama fans gue sering banget protes kalo gue ngomong gitu. Rata-rata, mereka pada bilang kalo gue ini ganteng –udahpasti-, pinter –wes iya dong, juara umum gitu-, cool –ah gak juga, itu karena gue malas berkoar sana-sini aja kecuali gue udah gabung sama geng gue CRAG. Wah stres gue akut kalo disitu mah- dan satu lagi –emm ini cuma CRAG dan keluarga gue yang tahu- gue itu dijodohin! Alasan bokap gue sih karena selama ini, gue gak pernah bawa pacar ke rumah. Juga karena bokap gue pengen balas budi sama temennya. Gue juga gak tahu tuh, jasa sebesar apa sih yang tuh orang lakuin? Kenapa harus gue yang di korbanin? Yang pasti, gue gak terima gitu aja. Jelas, karena gue punya pilihan gue sendiri. Gue udah punya someone special, dan gue akan nunggu dia balik dan ngebuka hatinya buat gue –dia lagi di Amerika, sesama artis kayak gue haha-

Sivia Azizah
Gue Via, BF nya Ify. Wah, gue sayang banget tuh ama dia. Gue suka kasihan liat dia, apalagi kalo menyangkut soal Rio. Gue tahu, si Ify tuh udah stuck sama Rio, dia udah gak bisa move on. Meskipun gue sebel banget sama Rio –karena sikapnya ke Ify- tapi yah sebagai temen gue gak mungkin ngompor-ngomporin dia buat nyerah gitu aja. Yang bisa gue lakuin Cuma ngasih dia semangat dan saran-saran yang gue harap bisa membantu kelancaran hubungan dia sama Rio. Hmm, ngasih saran? Haha, kisah cinta gue aja masih gak jelas, udah sok-sok ngasih saran ke orang lain. Emang ya, gue sama Ify tuh BF yang kompak banget sampe nasib asmara aja sama-sama...ah tau ah!
Gabriel Stevent
Iel, panggil aja gue Iel. Gue ini sohibnya Rio, sama-sama anggota CRAG. Gue heran lah sam tuh anak, masa sih bisa-bisanya nolak perjodohan? Kalo gue sih, gue terima dengan rasa ikhlas dari lubuk hati yang paling dalam. Secara, nyari cewek yang baik jaman sekarang itu susah. Daripada mencari, lebih efisien mendatangkan bukan? Apalagi yang datengin bonyok gue, mereka kan jauh lebih tua dan sudah berpengalaman dengan masalah ini dari gue. Apalagi gue tahu kalo orang yang dijodohin sama gue itu emm lumayan cantik lah. Setidaknya, dia gak malu-maluin dan gak buat gue malu kalo gue bawa jalan kemana-mana. Satu lagi, gue gak percaya yang namanya cinta, apalagi cinta sejati. Karena faktanya, sifat manusia itu labil, suka berubah-ubah. Typical manusia itu, perasaan bisa hilang dan berganti kapan aja. Jadi, lo lo pada masih percaya hal begituan? Gue saranin jangan deh!

Ashilla Zahrantiara
Hmm, gue Shilla, temen gue Ify, Via sama Agni kadang-kadang suka manggil gue Mbash. Gak banyak bacot, katanya gue itu emm cantik, pinter dan cerewet. Tapi masih cerewetan Via sih. Ketiga sohib tercinta gue julukin gue Miss Galau. Haha mungkin karena gue keseringan galau kali ya? Makanya kadang-kadang mereka juga manggil gue Migal alias Miss Galau. Hmm, gue galau kayak gini, itu semua karena manusia yang satu itu! Gue sebel banget sama dia, tapi yah gimana lagi gue juga sayang dan cinta banget sama tuh orang. Trus gue harus gimana?? Kasih saran dong!

Alvin Jonathan Sindunatha
Halo, kami dari..loh? Salah ya? Haha, gue Alvin. Tahu kan tahu kan? Haha, iya dong. Gue ini sama partner Rio nyanyi. Yap, kita duet. Tapi anehnya gue gak satu sekolah sama dia. Dia di Jakarta dan gue di Bogor. Karena itu, keterangan Izin banyak banget di absensi gue haha. Untungnya, gue ini siswa berprestasi karena sering juara meskipun bukan yang pertama tapi kan yang penting juara. Gue punya pacar dan gue long distance sama dia, secara dia tinggal di Jakarta, satu sekolah sama Rio. Lo bakal tahu nanti! Gue nyesel banget udah nyakitin dia, really! Gue bener-bener bodoh udah buat dia sakit kayak gitu padahal dia gak pernah salah dan gue tahu dia bener-bener cinta sama gue. Gue bakal nebus kesalahan gue itu. I PROMISE!

Agni Tri Nubuwati
Hai, gue Agni. Emm ah ee duh, gue bingung mau ngomong apa. Ya udah ngutp kata temen-temen gue aja deh kata mereka, “Lo jadi cewek laki amat sih? Feminim dikit, lo tuh cantik tahu gak!” Bisa ngebayangin kan? Sekian dan terimakasih =)

Cakka Kawekas Nuraga
Bisa dibilang gue ini ganteng. Haha emang kenyataan kali gue ganteng! Oh ya gue lupa, gue Cakka. Sohib bungsu Rio, secara gue paling muda meskipun cuma beda beberapa bulan. Di bilang pinter sih enggak juga, tapi kalo ganteng pasti! Haha. Yah, setidaknya 10 besar jadi jatah gue lah. Karena gue cakep, gue pasti punya pacar dong. Hehe, pacar gue tentu cakep juga! Tapi gak ada yang tahu kalo gue itu punya pacar. Dan karena ini gue hampir kehilangan salah satu sohib gue di CRAG sekaligus orang yang selama ini gue cari.

Prolog
    Senja membuat suhu warna di sore ini menjadi lebih hangat. Seorang gadis dengan wajah manisnya, menikmati sisa-sisa waktunya bersama matahari setidaknya untuk hari ini. Seorang gadis lain berkali-kali berusaha membuatnya terpanggil. Namun gadis pertama sepertinya masih enggan beralih dari salah satu sahabat baiknya, melamun.
“IFYYY!!!” entah sudah yang ke berapa kali gadis ini meneriaki nama tersebut, gadis manis  yang juga merupakan sahabatnya. Untunglah, kali ini usaha gadis ini berhasil. “Oh hh ehh,” Ujar Ify sesaat setelah –berhasil- mendengar seseorang yang memanggil namanya. Ia melihat ke arah bawah dari atas balkon, tempat ia melamun ria, ada seseorang yang sudah sangat ia kenal. “Eh lo Vi, lo manggil gue ya?” tanyanya polos.
Via, gadis tadi, mendengus kesal. “Gue udah naik 3 nada dasar buat manggil lo doang tahu gak!” rutunya pada Ify sambil berteriak. Ify tertawa ringan dan balas berteriak. “Hehe, gak papa lah Vi, sekalian bisa olah vokal kan?” canda Ify. Melihat itu, Via pun makin kesal.
“Ah gue mau pulang, gue gak mau ngajarin lo!” ancamnya seraya berbalik badan hendak pergi. “Eh eh jangan dong Vi! Trus ulangan MTK gue gimana?” Tahan Ify.
Via berhenti dan berbalik. Ia heran melihat temannya itu. “Lo lebih mikirin ulangan lo? Lo gak ada niat minta maaf sama sekali ya, ckckck. Gue beneran pergi kalo gini caranya.” Kali ini, Via tak main-main. Ia benar-benar melangkahkan kaki pergi dari kediaman Ify. Ify panik seraya berteriak memanggil Via. “Viaaa jangan pergi, iya iya gue minta aaa!!”
Tiba-tiba terdegar suara Ify berteriak. Via kembali berhenti dan segera berbalik. Dilihatnya kini, sahabatnya itu tengah bergelantungan di atap. “IFY!” Ia segera berlari mendekat ke tempat Ify bergantung. “Via, tolongin gue!” lirih Ify. Suaranya bergetar dan hampir tak terdengar. Sebenarnya ia bisa saja ia mencoba naik namun tubuhnya sudah terlanjur kaku. Mati kutu! Bahkan sekedar menggerakkan saja rasanya susah sekali.
“Bentar, gue naik ke atas.” Kata Via dan dengan segera masuk ke rumah Ify seraya berlari menuju balkon kamar Ify. Dengan cepat Via sudah sampai dan segera membantu Ify menaikkan tubuhnya. “Lo ada-ada aja deh! Bikin panik tahu gak sih?” cerocos Via setelah Ify berhasil naik.
“Lo sih main pergi aja, gue jauh lebih panik tahu gak?!”
“Yee kenapa jadi lo yang marah? Bukannya makasih karena gue tolongin, malah marah-marah. Lo bener-bener pengen gue gak mau ngajarin lo ya?”
“Eh eh jangan marah dong Via cantik? Iya deh gue minta maaf soal yang tadi dan juga makasih udah nolong gue.” Kata Ify tersenyum sambil membentuk huruf ‘v’ dengan jari telunjuk dan tengahnya.
“Daritadi kek!” kata Via kesal. Ify hanya nyengir menunjukkan barisan giginya yang terlapis kawat itu. “Gak jadi pergi kan?” goda Ify. Via melotot ke arah Ify. “IFY!” Ify segera berlari ke dalam kamar meninggalkan Via yang sedang kesal.
***
“Kamu pindah ke sebelah Sion! Kamu pindah ke sebelah Rahmi. Kamu..” Bu Okky terlihat sibuk merombak posisi duduk siswa nya tepatnya siswa kelas IX IA 3. Ini merupakan kebiasaan rutinnya jika akan melaksanakan ulangan harian. Tidak semuanya, mungkin hanya beberapa siswa yang ia tukar posisi duduknya. Sekitar 10 siswa sudah ia pindah-pindahkan. Sementara yang tidak kebagian masih berharap-harap cemas semoga mereka benar-benar tidak kebagian pertukaran posisi.
YaAllah, kumohon sekali ini saja. Doa Ify dalam hati. Ia sangat cemas kini dan persaannya itu sangat terlihat di wajahnya. Via menoleh dan memperingatinya. “Heh, jangan pasang muka kayak mau ditolak gitu! Lo bisa jadi sasaran. Cepet pasang muka polos!” Perintah Via.
Benar juga. Gue harus tenang. Batin Ify lagi. Ia segera menukar ekspresi wajahnya menjadi seperti biasa. Ia memain-mainkan pulpennya berusaha menyembunyikan gugupnya. “Hey, kamu yang di belakang!” seketika tubuh Ify melemas ketika Bu Okky menunjuknya. Meskipun ia tidak melihat tapi ia tahu bahwa Bu Okky menunjuknya. Perasaan orang panik lebih kuat dari orang tenang khususnya untuk Ify.
Ia mendongak dan kembali berdoa dalam hati. Jangan di depan ya Allah, hamba mohon. Doa Ify. “Kamu pindah ke...” Ify menelan ludahnya yang entah kenapa terasa pahit.
“Nah, kamu pindah ke sebelah Rio. Dan kamu Gabriel, pindah ke tempat Ify.” Putus Bu Okky. Mulut Ify menganga kecil, namun sedetik kemudian ia merasa senang. Ia tidak duduk di depan dan ia pun dapat menjalani UH bersama orang yang ia sukai. Dan mungkin cintai. Ify dengan sigap membawa peralatan tulisnya ke kursi yang seharusnya di duduki Iel. Sementara Iel, menunjukkan sikap cool nya dan berjalan santai ke meja di sebelah Via.
Ify tersenyum manis ke arah Rio. Rio hanya menanggapinya biasa. Bahkan bisa dibilang tidak memperdulikan sama sekali. Ify kembali bersikap biasa. Ia tidak mau membuat kesan ‘norak’ di hadapan Rio. Via? Ia dilanda gempa hati dan seolah-olah bumi ikut bergetar dibuatnya. Jantungnya berdegup tak sabaran dan sedikit membuat perut Via sakit. Ini semua karena Iel duduk di sampingnya. Belum lagi, sesaat setelah Iel sampai di sebelahnya, ia menyempatkan diri menghadiahkan senyumnya ke Via.
Jadilah, Ify mengerjakan soal dengan semangat. Entah ada keajaiban apa hari ini ia dengan lancar menjawab soal-soal yang terdapat dalam UH nya. Rio seperti biasa mengerjakan soal dengan tenang dan cepat. 30 menit berselang, Rio telah mengambil ancang-ancang untuk mengumpulkan kertas ulangannya. Ify pun tak jauh beda. Ia mengumpulkan setelah Rio mengumpulkan duluan. Bu Okky menatap Ify tak percaya ditambah hanya Rio dan Ify yang baru selesai. Mereka di perkenankan keluar kelas karena sudah selesai.
Sementara Via, ia tidak bisa fokus. Dadanya terus memunculkan getar-getar tak wajar dan itu membuatnya terganggu. Ia berkali-kali menarik nafas dalam dan menghembuskannya berharap degup jantung di dadanya segera normal. Beruntunglah, ia dapat menormalkan kembali jantungnya. Namun tetap saja, waktu yang tersisa hanya 20 menit lagi. Dan ia belum menjawab 3 soal yang cukup panjang jawabannya. Iel melirik kertas jawaban Via sekilas lalu menggeleng pelan. Sebenarnya ia sudah selesai, hanya malas mengumpul saja.
Iel kembali melirik Via, yang menurutnya terlihat seakan-akan bingung dengan soal yang ada di depannya. Iel menoleh ke depan dan dilihatnya Bu Okky sedang sibuk dengan kertas beberapa siswa yang sudah mengumpul. Ia kemudian merobek secarik kertas dan menulis beberapa kata di sana. Ia melemparnya ke kertas ulangan Via. Via sontak kaget melihat ada seseorang yang menaruh kertas di atas kertasnya.
Via membuka lipatan kertas asing itu dan membaca isinya. ‘Ada yang gak bisa?’ Begitulah isi kertas itu. Via menoleh ke Iel yang kini sedang melihatnya lalu menggeleng pelan. Ia kemudian menghela nafas dan menghembuskannya pelan. Ia mengerjakan soal dengan cepat mengingat sisa waktu nya yang juga makin singkat. Iel memperhatikan Via mengerjakan soal. Ia sedikit kagum melihat Via dengan cepat mengerjakan soal.
“Kumpulkan kertas kalian!” Perintah Bu Okky. Siswa yang masih belum selesai serentak mengaduh dan panik. Ada yang mengoret-ngoret kertas carian, ada yang memilih jalan pintas dengan bertanya ke sebelahnya, ada yang sudah frustasi dan langsung mengumpulkan begitu saja, dan banyak lagi. Sementara itu, Via masih menulis beberapa angka-angka. Ia menulis dengan cepat sekali. Bu Okky telah berdiri dan hendak melangkah meninggalkan kelas. Via berhenti menulis, ia mengambil kalkulator untuk menghitung.
“7 per 264.” Ujar Iel. Via menoleh sebentar lalu segera menuliskan. Selesai! Batin Via. Ia hendak berdiri namun kertas nya langsung di sambar Iel. Iel dengan cepat berlari mengejar Bu Okky dan mengumpulkan kertas ulangannya dan Via. Via terdiam melihat Iel. Entah apa yang dirasakannya kini, yang jelas dadanya kembali bergejolak. Membuat dadanya sedikit sesak. Ia pun beranjak dari duduknya dan berlari menuju toilet.
***
Jelek ya? Haha, saya tahu kok. Maklum saya bukan penulis. Maafkan ke gajean dan ketidakbagusan cerita, ini hanyalah fiksi belaka. Makasih =)

3 komentar:

  1. berpegangan pada angin, berpijak pada air. apa maknanya??

    ohh jadi kamu yaaa yang nulis cerbung ini.. ayoo lanjut lagi belum end nih cerbung yang satu ini..aku masih nunggu loh..

    Numpang promo ya jangan lupa juga buat berkunjung ke blog gue:
    obat kista tradisional.
    obat pelangsing herbal. thanks before ya sis

    BalasHapus
  2. Prolognya aja udah bagus. Hmm jadi tertarik baca yang part selanjutnya!! Keren kak terus berkarya ya

    BalasHapus
  3. kak kenapa gak dilanjutin? gue udah greget ampe part 31 taunya gaada lanjutannya ? lanjutin dong please :)

    BalasHapus